Jika demikian, lalu siapakah sesungguhnya yang menulis kitab suci itu? Mereka yang namanya dinisbatkan kepada masing-masing Injil di dalam Alkitab kanon, atau mereka yang dilahirkan hampir 2.000 tahun kemudian, tapi secara diam-diam (dan ini sungguh tidak terpuji) mengambil inisiatif untuk menambahkan huruf "H" di tengah-tengah kata "TUAN" sebelum kitab suci tersebut dicetak ulang?
[Dikembangkan dari catatan mas Adrian Dharma Wijaya]
0 Komentar