Translate

Kenapa Bible Sarat Dengan Cacat Logika?



Kenapa Bible Sarat Dengan Cacat Logika?  


Para pakar Alkitab dan ilmuan dari kalangan Kristen sendiri tidak sedikit yang mengkritisi kandungan dan otentisitas Alkitab yang memungkinkan hal itu terjadi seperti di antaranya:

Dr. G. C. van Niftrik & Ds. B. J. Boland  dalam “Dogmatika Masa Kini,”  Badan Penerbit Kristen, Djakarta 1954, halaman 31, 199, 418 dan 419

" ... maka janganlah pula kita merasa malu disebabkan oleh “sifat sifat insani dari Al Kitab!  Malahan, menurut bentuk lahirnya maka tulisan-tulisan mereka tidak selalu “orisinil;” ada juga bahan-bahan yang diambil-alih dari kesusasteraan bangsa lain, seperti orang-orang Babel, Mesir, Parsi dan Yunani. Penulis-penulis Al-Kitab telah mempergunakan semuanya itu, sambil menjadikannya alat untuk pemberitaan yang dimaksudkan mereka."
  • TIDAK ADA ISTILAH “TRITUNGGAL”
Didalam AL-KITAB tidak ditemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata “Tritunggal” ataupun suatu ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut.
  • “NABI ISA” DAN “TUHAN YESUS”
Jika kita bandingkan pandangan Islam tentang Nabi Isa dengan kepercayaan Kristen kepada Tuhan Yesus, maka timbullah pertanyaan: bukankah barangkali sudah waktunya, bahwa baik orang-orang beragama Islam maupun orang-orang Kristen dengan terus-terang saling mengakui, bahwa “Nabi Isa” dan “Tuhan Yesus” itu pada hakekatnya berbeda sekali satu daripada yang lain?
  • PERUMUSAN “TRITUNGGAL” HASIL USAHA MANUSIA
Pada pihak lain dapat juga dikatakan: segala ayat tersebut belumlah “membuktikan” sahnya dogma tentang Ketritunggalan sebagaimana itu dirumuskan oleh Gereja Kristen pada abad pertama! Perumusan yang demikian adalah hasil usaha manusia; … Dogma-dogma Gereja bukanlah “kebenaran-kebenaran yang diwahyukan,” melainkan hanyalah rumus-rumus bantuan saya.

Dr. G. C. Vari Niftrik dan Dr. B. J. Boland dalam bukunya “Dogmatika Masakini”, cetakan ketiga; tahun 1978, p. 322, menulis: 

“Kita tidak usah merasa malu bahwa terdapat pelbagai kekhilafan di dalam Al-Kitab; kekhilafan tentang angka-angka, perhitungan-perhitungan tahun dan fakta-fakta. Dan tak perlu kita pertanggungjawabkan kekhilafan-kekhilafan itu berdasarkan caranya isi Al-Kitab telah disampaikan kepada kita, sehingga dapat kita berkata: dalam naskah asli tentulah tidak terdapat kesalahan-kesalahan, tetapi kekhilafan-kekhilafan itu barulah kemudiannya terjadi di dalam turunan-turunan (salinan-salinan-pen) naskah itu.”

Dr. R. Soedarmo, dalam buku “Ikhtisar Dogmatika” halaman 47-49 dan 533
  • AL-KITAB YANG ASLI SUDAH HILANG
Kitab-kitab yang asli sendiri sekarang telah hilang. Kita hanya mempunyai salinan, maka Kitab Suci sekarang itu buah pekerjaan orang-orang yang membandingkan salinan-salinan sebanyak-banyaknya dan dengan demikian mencari bentuk Kitab suci yang asli tersebut.
  • DALAM AL-KITAB TERDAPAT PERBEDAAN-PERBEDAAN YANG AGAK BESAR:
Memang ada perbedaan yang agak besar, tetapi jumlahnya hanya sedikit: Akhir Injil Markus (Mark. 16: 19-20;) dan Yahya 8: 3-11 dan; 1 Yahya 5: 7, 8.
  • ADA KITAB-KITAB YANG DIRAGUKAN
Dalam Perjanjian Baru pun ada kitab-kitab yang diragu-ragukan antara lain Surat Wahyu dan Yakobus, yang disebut surat jerami.
  • AL-KITAB BUKAN KITAB YANG ISTIMEWA
Oleh karena Kitab Suci hanya dipandang sebagai catatan atau kesaksian tentang pernyataan Allah maka tak dapat dikatakan bahwa Kitab Suci itu suatu Kitab yang istimewa, sebab diluar Kitab Suci ada juga kitab-kitab yang menyaksikan pernyataan Allah.
  • AL-KITAB MASIH BISA DIPERBAIKI DAN DIPERLUAS:
Dengan pandangan bahwa Kitab Suci hanya catatan saja dari orang, maka diakui juga bahwa didalam Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan. Oleh karena itu Kitab Suci dengan bentuk sekarang masih dapat diperbaiki. Kitab Suci masih dapat diperluas. Soal ini lazimnya disebut kanon yang masih terbuka.
  • PENULIS-PENULIS AL-KITAB ITU ORANG-ORANG YANG BERDOSA
Maka kita dapat mengakui selengkap-lengkapnya bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah. Memang orang-orang yang digunakan oleh Roh Suci itu orang-orang yang berdosa, pun mungkin juga orang-orang yang menentangi Allah. Balaam (Balhum) adalah suatu teladan yang terang.

Dr. H. Berkhof & Dr. I.H. Enklaar dalam “Sejarah Gereja” halaman 169.
  • KAUM NASRANI ADA JUGA YANG MENG-ESAKAN TUHAN SECARA MURNI
Dengan berani mereka mengeritik theologia Gereja yang berdasarkan tradisi. Antara lain mereka menolak ajaran Gereja tentang Allah Tritunggal (ajaran trinitas). Sebab itu mereka disebut “orang Anti trinitarian” atau “Unitarian,” karena mereka mengajarkan “unitas” atau keesaan Allah. Di Polandia mereka membentuk Gerejanya sendiri, yang dinamai Gereja Socinian.

Dr. Mr. D. N. Mulder dalam bukunya “Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama”, tahun 1963, hal. 12 dan 13, menulis:

“Buku ini dikarang pada waktu-waktu tertentu, dan pengarang-pengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan waktunya dan oleh suasana di sekitarnya dan oleh pembawaan pengarang itu sendiri. Naskah-naskah asli dari Kitab Suci itu sudah tidak ada Iagi. Yang ada pada kita hanya turunan atau salinan. Dan salinan itu bukannya salinan langsung dari naskah asli, melainkan dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu terseliplah salah salin.”

Drs. M. E. Duyverman dalam bukunya “Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru”, tahun 1966, hal. 24 dan 25, menulis:

“Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh asli. Dan kira-kira pada abad keempat, di Antiochia diadakan penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang sudah terlalu besar diantara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam Gereja.”

Dr. B. J. Boland dalam bukunya “Het Johannes Evangelie”, halaman 9, menulis,

“Zijn ons de waarheden van het Evangelie van Jesus Christus in haar corspron-kelijken onvervalschen, zul veren vorm overgeleverd of zijn de door het intermediair van den Griek schen Geest, van de Griek sche reid, het laat stea an te nemen…dat de letter der Nieuw-Testament-ische boeken in de eerste eeuwen anzer jaartelling gewichtig wijzungen moet hebben ondergaan.”

Artinya: Apakah kebenaran-kebenaran dari Injil Jesus Kristus diserahkan kepada kita dalam bentuk murninya, asli dan tidak dipalsukan, ataukah telah dirubah melalui alam fikiran kebudayaan Gerika? Umumnya yang terakhirlah yang diterima oleh orang jaman kini… bahwa tulisan-tulisan Kitab Perjanjian Baru pada dua abad pertama perhitungan tahun kita, pasti telah mengalami perubahan besar.

Dr. A. Powel Davies dalam bukunya “The meaning of the Dead Sea Scrolls The New American Library” tahun 1961, halaman 106, menulis:

“The first three, or Synoptic Gospels tell much the same story. There are discrepancies; but it is impossible to a considerable extent to reconcile them. John’s Gospel, however, tells quit a different story from the other three. If John is right, then the other three are wrong; If the Synoptic are right, the John’s gospel must surely be in error.”

Artinya: Tiga Injil pertama, yaitu Injil Synoptik, membawakan cerita yang sama. Terdapat pertentangan-pertentangan di dalamnya, sehingga tidaklah mungkin sedemikian jauh untuk mendamaikan ayat-ayat ini. Namun Injil Johannes, menceritakan cerita-cerita yang amat berbeda dari ketiga Injil pertama itu. Bila Injil Johannes yang betul, maka ketiga Injil yang lain itu salah; bila ketiga Injil itu betul, maka Injil Johannes pasti salah.

Herman Bakels (1871-1954) dalam bukunya “Nij Ketters? Ya, Om deere Gods”, halaman 119-120, lewat buku “Dialog antara Ahmadiyah dengan saksi-saksi Yehowa”, halaman 83 dan 88 menyatakan: 

“De andere ses Bijbels (Weda, Awesta, de boeken over Boedha, Tao-teking, Confusius boeken, Kor’an) ken ik niet genoeg…Van onzen Bijbel weet ik dit zeker. Ik heb hem dertig jaar lang van voren tot achteren doorploeterd. En ik zeg rondement; ik kan in Europa geen boek dat meer stikvol dingen-die-niet-waar-zijn zit dan de Bijbel.”

Artinya: Adapun enam buah kitab (Weda, Awesta, Kitab-kitab tentang Budha, Tao-teking, Kitab-kitab Confusius, Al-Qur’an) tidak begitu saya kenal. Akan tetapi Bijbel kita ini, pasti saya ketahui. Sudah 30 tahun lamanya saya mengincah Bijbel kita ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu terus terang saya katakan, bahwa di Eropa, saya belum kenal sebuah kitab yang lebih padat dengan hal-hal yang tidak benar dari pada Bijbel.

Dia juga berkata:
“Bijna alle koeken zijn er misleidend, nipseudepigra fisch. D.W.Z. niet geschreven door de auteurs op wier namen zestaan, maar wel later geschreven.”

Artinya: Hampir semua kitab-kitab dalam bibel itu menyesatkan, yakni memakai nama. palsu, yaitu tidak ditulis oleh pengarang-pengarang yang tercantum nama mereka di atasnya, melainkan ditulis jauh di belakang mereka.

Surat kabar di Ghana (Harian Times), 24 Juni 1964 yang dimuat oleh harian Mercusuar Yogyakarta tertanggal 31-8-1968; 

Mr. RT. Payet, di dalam parlemen inggris tahun 1964 mengusulkan kepada Pemerintah Inggris dalam hal ini The British Home Secretary agar Injil dilarang beredar. Salah satu di antara sebabnya seperti yang ia katakan sebagai berikut: “I know of no book in history which could compare with the Bible as a source of brutality and sadistic conduct."

Artinya: "Tidak ada di dalam sejarah satu buku yang merupakan sumber dari perbuatan-perbuatan yang brutal dan sadis selain Injil ini". (I. Sudibya Markus dalam buku “Dialog Islam-Nasrani dan Usul Pelanggaran Injil di Inggris”, terbitan Potrosari Ler. 28 Magelang)

Prof. Herbert J. Muller dalam buku “The Uses of the Past, p. 168 lewat bukunya O. Hashem, “Marxiesme dan Agama”, tahun 1965, Japi Surabaya, p. 45, berkata:

“Scholars regard this text (1Johannes 5:7) as a later interpolation however, since it does not appear in the best manuscripts.”

Artinya: Para sarjana menganggap bahwa naskah ini (1Johannes 5:7) adalah suatu sisipan/tambahan kemudian, karena ayat seperti ini tidak diketemukan pada manuskrip-manuskrip terbaik.

Kata Herman Bakel dan Dr. A. Powel Davies,

“Injil Matius 28:19 dan Injil Markus 16:9-19 adalah sisipan. Bacalah bukunya.” (Hashem, “Jawaban Lengkap Kepada Pendeta Dr. J. Verkuyl,” terbitan JAPI, Surabaya, tahun 1969, halaman 94).

Albert Einstein (Ilmuwan fisika teoretis penemu teori relativitas)
Kutipannya yang diterbitkan oleh majalah yang dimuat pada New York Times tahun 1930:

Albert Einstein wrote in The New York Times in 1930:

“I cannot imagine a God who rewards and punishes the objects of his creation, whose purposes are modeled after our own–a God, in short, who is but a reflection of human frailty. Neither can I believe that the individual survives the death of his body, although feeble souls harbor such thoughts through fear or ridiculous egoism”.

Artinya: “Saya tidak bisa membayangkan bisa-bisanya Tuhan memberi hadiah dan menghukum objek-objek ciptaan-Nya, yang bentuk objeknya diambil dari kita sendiri setelah diciptakan-Nya – Tuhan, singkatnya, hanyalah cerminan dari kelemahan manusia, dapatkah saya percaya bahwa seseorang bisa bertahan setelah kematian tubuhnya sementara tubuh sendiri merupakan pelabuhan jiwa yang lemah adanya, pikiran-pikiran demikian menunjukkan kecemasan atau egoisme yang mengada-ada”. (Sumber: Einstein, My World-view) (1931).

Dr. Maurice Bucaille, BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern,
Sesuai profesinya seorang ahli bedah mencoba juga membedah isi dari kedua kitab suci tersebut yang ditinjau dari sudut sain modern yang pada akhirnya menyimpulkan tentang Bible/Alkitab sbb: 

“Banyak orang Kristen yang tidak mengetahui kontradiksi, kekeliruan atau ketidak sesuaian dengan Sains modern, dan mereka terkejut sewaktu mereka mengetahuinya, oleh karena selama ini mereka terpengaruh oleh tafsiran-tafsiran yang memberikan penjelasan-penjelasan halus untuk meyakinkan mereka dengan bantuan permainan bahasa apologi.”

Napoleon Bonaparte, dengan berani menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn oleh Cherlifs, Paris’, sebagai berikut:

“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters? The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall see the stars falling into the sea, I say, that of all the suns and planets,…”

Artinya: “Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Luth beserta kedua puterinya? (Lihat Kejadian 19:30-38) Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan ke dalam laut, saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”


[Sumber: acedodotco]
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar