Kehidupan manusia menurut Islam bersumber sepenuhnya dari Allah. Penciptaan kehidupan manusia disertai dengan tubuh dan roh. Adam menjadi manusia pertama yang memperoleh kehidupan dari Allah. Kehidupan manusia dibekali dengan akal yang memberikan potensi pembentuk bahasa dan budaya. Kebutuhan manusia bagi jehidupannya meliputi kebutuhan fisik dan kebutuhan rohani. Manusia telah diberi pedoman hidup dari Allah melalui ajaran Islam. Kualitas kehidupan manusia diukur melalui kualitas keimanannya. Fasa kehidupan manusia berlanjut dari dunia yang fana ke dunia yang kekal dan abadi setelah terjadinya hari akhir.
Sumber kehidupan
Ajaran Islam secara jelas menyatakan bahwa Allah adalah sumber kehidupan bagi manusia. Allah menciptakan diri manusia terdiri dari tubuh dan roh. Bentuk penciptaannya yang paling baik dan diberikan keunggulan berupa akal. Manusia juga diberi petunjuk melalui kitab suci dan pengutusan para rasul yang membawa syariat Islam dengan tujuan untuk melaksanakan ibadah.
Kehidupan pertama
Di dalam Al-Qur'an terdapat informasi bahwa setelah penciptaan Adam oleh Allah, Adam mulai diajarkan nama-nama atau semua sifat benda oleh Allah. Sejak penciptaan Adam, manusia telah memiliki potensi untuk mengenal konsep dan lambang. Individu manusia juga diberi kemampuan untuk menyampaikan pemikiran kepada individu manusia lainnya melalui bahasa. Kemampuan ini membuat kehidupan manusia mampu menghasilkan budaya.
Kebutuhan hidup
Bentuk kebutuhan
Tubuh dan roh merupakan rahasia kehidupan yang memiliki kebutuhannya masing-masing. Kebutuhan yang bersifat materi diberikan untuk memenuhi keinginan tubuh. Sementara kebutuhan yang bersifat maknawi diberikan untuk memenuhi keinginan roh. Bentuk kebutuhan tubuh antara lain makanan, minuman, pakaian dan obat-obatan. Sementara kebutuhan roh meliputi aktualisasi akidah, ibadah, akhlak dan pemikiran yang berkaitan dengan tauhid.
Pemenuhan kebutuhan
Kebutuhan manusia yang bersifat materi lebih dikenal secara umum sebagai rezeki. Peranannya sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Namun, pemenuhannya secara berlebihan dapat membuat keimanan manusia kepada Allah berkurang atau hilang karena prinsip-prinsip agama tidak diterapkan.
Kehidupan yang bersifat batiniah memerlukan makanan yang bersifat rohani. Permisalannya sama dengan makanan yang diperlukan oleh tubuh secara jasmani. Bentuk makanan rohani bagi kehidupan manusia adalah keimanan. Iman yang dimiliki oleh manusia terhadap keberadaan Allag dapat menekan hawa nafsu yang juga dimilikinya. Hawa nafsu dapat menimbulkan perasaan resah, kedukaan, keraguan dan kebimbangan serta keputusasaan. Adanya keimanan mampu menyeimbangkan perasaan-perasaan tersebut.
Pedoman hidup
Allah telah menetapkan sebuah pedoman hidup bagi segala aspek kehidupan manusia, yaitu ajaran Islam. Tuntutan Allah atas manusia adalah menjadikan ajaran Islam sebagai sumber insipirasi dan motivasi yang kemudian mampu memunculkan potensi yang dimilikinya. Penerapan pedoman ini ditujukan agar tercipta kebudayaan manusia yang sesuai dengan peran manusia sebagai khalifah di Bumi. Sumber ajaran Islam sepenuhnya berasal dari Allah dan mengatur segala aspek kehidupan. Penyampaiannya melalui Al-Qur'an dan sunnah.
Kualitas hidup
Surah An-Nahl ayat 97 menyatakan bahwa kualitas hidup manusia akan baik bila memiliki keimanan. Kehidupan yang baik ini dilihat dari perbuatan yang selalu disertai keinginan untuk berbuat baik. Perbuatan baik ini adalah segala perbuatan yang memberi manfaat dan tidak memberikan keburukan kepada makhluk ciptaan Allah. Manusia yang mampu menerapkannya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik dari Allah. Pengukuran kualitas keimanan dari seorang muslim dapat diketahui dari sikap dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-harinya. Landasan yang dijadikan acuannya adalah amal saleh yang sesuai dengan syariat Islam.
Kewajiban dalam hidup
Menuntut ilmu
Ilmu dalam ajaran Islam merupakan bagian penting bagi kehidupan manusia. Karena itu, ajaran Islam mewajibkan umat muslim untuk menuntut ilmu. Penuntutan ilmu ini diwajibkan sejak kelahiran dalam kondisi bayi, hingga masa kematian dan dimasukkan ke dalam liang lahat.
Fase kehidupan
Kehidupan dari manusia di dunia akan berakhir. Ini merupakan ketetapan yang telah menjadi kehendak Allah. Ketetapan ini telah disampaikan oleh Allah melalui para utusan-Nya. Kehidupan di dunia ini bersifat fana. Berakhirnya kehidupan manusia ini terjadi pada hari akhir. Setelah itu, Allah menciptakan kehidupan baru bagi manusia yang sifatnya kekal dan abadi. Tujuan penciptaan kehidupan ini untuk memberlakukan pertanggungjawaban manusia atas segala tindakannya selama hidup di dunia yang fana.
Konsep kehidupan dalam Islam
Al-Quran dan hadits memuat berbagai aturan kehidupan yang penting bagi umat manusia. Aturan tersebut wajib dipatuhi jika seseorang ingin mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun akhirat.
Karena itu, segala sesuatu yang menyangkut kehidupan, mulai dari makna hidup hingga hubungan antara manusia dan lingkungan, juga harus didasarkan pada kedua sumber hukum tersebut. Begitu pula dengan konsep kehidupan dalam Islam secara keseluruhan.
Konsep kehidupan dalam Islam harus dipahami setiap Muslim dengan baik agar dapat menjalaninya sesuai syariat, bukan malah sebaliknya.
Disarikan dari buku Gapai Bias Mentariku susunan Tim NuBar Area Jatim, berikut konsep kehidupan dalam Islam beserta maknanya yang perlu dipahami oleh setiap Muslim.
Hidup adalah Ibadah
Hidup dalam Islam adalah ibadah. Keberadaan makhluk hidup di dunia ini tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Dalam Al-Quran disebutkan:
“Dan Aku tidak menciptakan dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Karena itu, wajib bagi setiap Muslim menjalankan ibadah sesuai perintah-Nya. Ibadah tersebut tidak hanya sholat, puasa, zakat, atau haji, tetapi juga ibadah lain yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan.
Hidup adalah Ujian
Allah berfirman :
“(Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Melalui ayat tersebut, Allah mengingatkan bahwa hidup adalah ujian bagi setiap hamba-Nya. Seorang Muslim harus bisa melalui ujian tersebut dengan baik untuk mendapatkan pahala dan ampunan dari Allah SWT.
Kehidupan di Akhirat Lebih Baik dari Kehidupan di Dunia
Kehidupan di dunia sejatinya bersifat sementara dan hanya menjadi jembatan menuju akhirat. Tidak ada yang tahu seperti apa kehidupan di akhirat kelak. Namun, Allah berjanji kepada hamba-Nya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik. Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).” (QS. Ad-Dhuha: 4)
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran: 14)
Kehidupan Itu Singkat
Hidup merupakan perjalanan yang singkat dan berisi kesenangan sementara. Setelah menyelesaikan kewajibannya di dunia, manusia akan melanjutkan hidup di akhirat. Sesungguhnya kehidupan di akhirat itulah yang kekal, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Al-Mu’min) - [ADS]
Kehidupan
0 Komentar