Translate

Al-Quran, Tadabur


“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan banyak berzikir menyebut Allah.”
(QS. Al-Ahzab: 21)


Warisan Rasulullah Shallallahu Alayhi Wa Salam
Bila Maulid (hari kelahiran Rasulullah SAW) tiba, beragam perayaan digelar di seluruh penjuru dunia. Shalawat pun menggema di sentero jagad raya. Sang Uswah Hasanah kian dirindu dan dicinta, baik dari sisi kepribadiannya, kasih sayangnya terhadap sesama, hingga strategi kepemimpinannya yang menghangatkan dunia dengan kedamaian Islam rahmatan lil alamin, serta tauladan sikap santunnya yang luar biasa. Ada hal sangat penting dalam surah Al-Ahzâb ayat 21 di atas yang biasa dilantunkan saat peringatan maulid nabi, yakni ‘teladan’.

Teladan bermakna kepribadian yang ada pada diri seseorang, dalam konteks ini dalam diri Rasulullah SAW yang sesuai dengan perintah Allah, harus kita jadikan panutan. Pada prinsipnya, taeladan tersebut ditujukan kepada tiga golongan manusia yaitu:
  1. Mereka yang mengharapkan rahmat Allah (rajâ ilâ rahmatillah). 
  2. Mereka yang mengharap datangnya hari kiamat dengan segala persiapan amal kebaikan.
  3. Mereka yang selalu mengingat Allah (dzikirullah)—baik bi al-lisân maupun bi al-qalb (dzikir hati).
Ketiga golongan ini adalah orang-orang yang hatinya selalu merindukan sosok Rasulullah SAW. Mereka hanya mencintai Rasulullah SAW sebagai pribadi yang patut diteladani seutuhnya, bukan selainnya. Sosok ma’shum (terhindar dari dosa) dengan jabatan kenabian yang dititahkan langsung oleh Allah SWT selama lebih dari 20 tahun pada akhirnya mewariskan Al-Quran dan As-Sunnah untuk umatnya sebagai jaminan bahwa siapapun yang mengikutinya tidak akan pernah tersesat, baik di dunia, maupun di akhirat.

Al-Quran sebagai warisan utama Rasulullah SAW menyimpan beragam jawaban atas persoalan hidup dan mati umat manusia. Karena sifatnya yang abadi, maka Al-Quran melampaui ruang dan waktu. Al-Quran turun jauh sebelum kemajuan ilmu, teknologi dan temuan-temuan ilmiah yang setelah ratusan tahun kemudian baru mulai ramai didengungkan oleh para ilmuan dan para cendikiawan modern. Ribuan ayat Al-Quran yang Allah turunkan tak jauh dari tujuan Al-Quran sebagai Hudan (petunjuk), Rahmat (sumber kasih sayang) juga Syifa (obat) bagai segala keresahan jiwa.

Selain Al-Quran, buah perkataan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah SAW juga merupakan bukti keteladanan beliau. Diutusnya Rasulullah SAW oleh Allah hingga ummat akhir zaman nanti meninggalkan banyak pesan yang dimaksudkan agar menjadi suri tauladan yang seyogyanya diamalkan oleh setiap muslim. Di antaranya adalah hadits dari Salim dari Abdullah bin Umar ra, yang meriwayatkan sabda Rasulullah SAW,

“Tidak diperkenankan iri hati kecuali pada dua hal, yaitu orang yang pandai membaca Al-Qur’an lalu mengamalkan isinya sepanjang hayatnya. Kedua, orang yang kaya harta lalu ia mendermakan hartanya itu untuk kebaikan,” [HR Muslim]

Di tengah derasnya laju modernisasi dan globalisasi dewasa ini, tidak sedikit dari kita yang mengalami krisis hati —bahkan menderita penyakit hati— akibat gamang menyikapi kehidupan yang fana ini dengan menuruti hasutan perasaan iri dan dengki. Padahal Rasulullah SAW sudah berpesan; umat Islam hanya diizinkan untuk iri hati pada dua hal seperti disebutkan di atas saja, yang secara eksplisit mengandung pesan moral agar kita senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqu al-khaîrat) dengan mentadaburi Al-Quran serta mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata dengan berbuat baik kepada sesama, hingga pada glirannya nanti tiada lagi manusia yang saling menyakiti hanya karena iri hati yang keliru! ~ Ina Salma Febriany

Berikut adalah daftar arsip tentang berbagai isu populer seputar Al-Quran:
Al-Quran, Kitab Suci Warisan Nabi Muhammad SAW
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar