Translate

Possesif Dalam Perspektif Saya Yang Fakir Ilmu


Suatu ketika dulu, kangmas saya pernah menceritakan sebuah riwayat tentang salahseorang sahabat Rasulullah saw (saya lupa nama beliau) yang setiap kali berwudhu sebelum melaksanakan shalat selalu terlihat gemetar dan wajahnya pucat seakan-akan memendam rasa takut yang luar biasa.

Kejadian ini terus berulang sehingga para sahabat lain yang diam-diam memperhatikan akhirnya tidak tahan untuk bertanya.

"Wahai saudaraku, kami memperhatikan dirimu dan sungguh merasa heran, mengapa engkau selalu gemetar dan terlihat demikian ketakutan setiap kali berwudhu sebelum shalat?"

Yang ditanya menjawab, "Jika saja kalian tahu dengan sebenar-benar pengetahuan kepada siapa sesungguhnya aku akan menghadapkan wajahku sesaat setelah berwudhu, niscaya kalian akan mengerti alasannya."

Dalam kesempatan lain, sahabat Rasulullah saw ini juga pernah berujar, "Barangsiapa tidak pernah merasa memiliki, maka dia tidak akan pernah merasa kehilangan!"

Dari dua ucapan beliau ini saya belajar bahwa sesungguhnya kebanyakan dari kita, makhluk bernama manusia ini, cenderung ujub dan kerap menempatkan diri pada posisi yang salah di hadapan Allah swt. 

Kita mengetahui bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Berkuasa, Maha Mengetahui, Maha Kaya, Maha Berkehendak, dan Maha Menentukan Nasib setiap makhluk-Nya, namun kita tidak menyadari bahwa dalam keseharian kita sendiri, kita kerap merasa kitalah yang lebih mengetahui segala alasan perbuatan kita, bahkan merasa menjadi pemilik dari segala sesuatu "yang dipercayakan oleh Allah swt" kepada kita.

Akibatnya, kita kerap merasa sangat kehilangan, bahkan mungkin merasa sangat tersakiti tatkala sesuatu yang kita pikir adalah milik kita "diambil kembali" oleh Allah swt sebagai pemilik yang sebenarnya dan Yang Paling Berkuasa atas apa pun yang "kita pikir" adalah milik kita!
    
Jangankan hanya harta, benda, hewan peliharaan, anggota keluarga, anak, isteri, suami, kekasih, calon isteri, calon suami, dlsb, sedangkan nyawa kita sendiri pun sesungguhnya bukan milik kita!

Semua itu milik Allah swt, dan DIA-lah Yang Paling Berhak sekaligus Paling Berkuasa untuk menentukan apa pun yang dikehendaki-Nya harus terjadi, atau tidak terjadi, pada apa saja, atau siapa saja, yang "kita pikir" adalah milik kita.
  
Lalu, kenapa banyak dari kita yang sedemikian posessif, merasa paling berhak atas segala sesuatu yang "kita pikir" adalah milik kita?


[GM | Somewhere, 3 Syawal 1437H | Renungan Untuk Diri Sendiri]
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar