Tidak ada satu katapun dalam Mazmur, Taurat, atau injil yang menyebutkan bahwa Taurat adalah sebuah kutukan. Tapi di antara surat-suratnya ke jemaat di Galatia, Paulus menegaskan bahwa Hukum Taurat -- dalam kitab yang dihimpun oleh Musa berdasarkan firman Tuhan -- dipastikannya sebagai kutukan Tuhan kepada umat manusia!
Dia mendefinisikan kutuk yang tidak pernah ada itu begini:
"Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." (Galatia 3:10)
Bermodalkan sebaris kalimat itu pula kemudian secara cerdik ia menggunakan nama Abraham untuk menghasut semua pengikutnya agar tidak perlu lagi mematuhi segala perintah dan larangan Tuhan yang tertulis dalam kitab Taurat. Kecuali -- perhatikan ini! -- Kecuali perintah wajib kepada jemaat gereja untuk setiap bulan setor 10% dari penghasilan mereka ke gereja masing-masing guna menjamin kocek para petinggi gerejanya menggelembung sepanjang waktu.
Kewajiban yang "diperpanjang masa berlakunya" dari kitab Taurat ini, jika tidak dituruti, sangat boleh jadi akan melahirkan kutukan-kutukan lain kepada jemaat yang tidak mematuhi doktrin ini.
Aneh, bukan? Perintah dan larangan Tuhan yang mereka anggap memberatkan mereka buang sementara yang menguntungkan mereka pertahankan!
Untuk melegalkan semua inilah kemudian para pembangkang ini merekayasa sebuah perjanjian antara Tuhan dengan manusia (yang tidak pernah terjadi) yang kemudian mereka namai sebagai Perjanjian Baru, sekaligus menjadikan Perjanjian fiktif ini sebagai justifikasi untuk membatalkan semua perjanjian Tuhan dengan umat manusia melalui nabi-nabi terdahulu (yang benar-benar pernah terjadi) yang kemudian mereka sebut sebagai Peranjian Lama alias perjanjian kedaluwarsa!
0 Komentar