Setelah kita mengetahui, walaupun serba sedikit, tentang bahaya syirik terhadap kehidupan umat manusia secara keseluruhan, maka sebagai umat Islam, sudah semestinyalah kita berhati-hati dari bahaya syirik ini. Oleh karenanya kita harus memahami dengan baik apakah yang dimaksud dengan syirik, dan bagaimana pula jenis-jenisnya. Dengan adanya pemahaman yang baik dan benar tentang perkara ini, mudah-mudahan kita akan senantiasa waspada terhadap bahaya yang mengancam aqidah setiap muslim ini.
PENGERTIAN SYIRIK
1. Menurut As Syaikh Al Allamah Hafidh bin Ahmad Hakami rahimahullah:
"Syirik itu ialah bila seseorang hamba Allah menjadikan segala yang selain Allah sebagai sesuatu yang sederajat dengan-Nya, sehingga mencintainya seperti mencintai Allah, takut kepadanya seperti takut kepada Allah, mengikutinya di dalam hal yang tidak diridhoi Allah, mentaatinya padahal dengan perbuatannya itu dia bermaksiat kepada Allah, dan mensejajarkan dengan-Nya dalam hal mendapatkan haq peribadatan."
"Yang dinamakan syirik itu ialah menyerupakan makhluk dengan Khaliq Yang MahaTinggi dan mengkuduskan makhluq dengan sifat-sifat kebesaran sebagai sesembahan, sepetrti memiliki kemampuan untuk memberikan kerugian dan kemanfaatan, mampu memberikan apa yang dibutuhkan makhluq dan menahan segala apa yang dibutuhkan makhluq, mampu memenuhi segala do'a Allah, ditakuti dengan sebenar-benarnya takut, dijadikan tempat bergantung harapan kepadanya dan bertawakal kepadanya serta mempersembahkan kepadanya segala macam ibadah yang sesungguhnya semuanya itu hanya boleh ditujukan kepada Allah semata. Maka barangsiapa yang menunjukkan hal-hal tersebut di atas kepada selain Allah, berarti dia telah menyerupakannya dengan Al-Khaliq."
"Barangsiapa berkeyakinan bahwa pohon, batu, kuburan, malaikat, jin, dan manusia hidup atau mati, semuanya itu dapat memberikan kemanfaatan dan mudharat atau menjadi perantara dalam menyampaikan amal ibadah kepada Allah (tanpa seizin-Nya) dan dalam memenuhi keperluan-keperluan dunia, hanya meminta kepada selain Allah itu dan bertawassul dengan selain Allah itu kepada-Nya maka sesungguhnya dia telah melakukan syirik dengan selain-Nya dan berarti dia telah ber'itikadnya dengan 'itikadyang tidak benar sebagaimana 'itikadnya kaum musyrikin terhadap berhala-berhalanya."JENIS-JENIS SYIRIK
Untuk mengetahui akibat-akibat syirik terhadap keimanan seorang muslim, kita perlu mengenal berbagai macam syirik. Sedangkan secara garis besar, syirik terbagi dua, yaitu:
Syirikul Akbar (syirik besar) yang akibatnya dapat membatalkan iman pelakunya. Yang termasuk jenis ini adalah segala bentuk peribadatan yang ditujukan kepada selain Allah Ta'ala, karena meyakini bahwa selain Allah itu adalah dzat yang berhak mendapatkan peribadatan tauhid tersebut sebagaimana peribadatan kepada Allah Ta'ala.
- Al-islam,
- Al-iman, dan
- Al-ikhsan.
- Al Khauf yakni takut (dengan sangat kepada yang diimani),
- Ar Raja' yakni berharap (dengan sangat) agar diberi, atau tawakal menyandarkan hidup sepenuhnya kepada yang di imani),
- Ar Rahbah (takut dari ancaman siksaan dari yang di imani),
- Ar Raghbah (mempunyai keinginan sangat kuat mendapatkan rahmat dari yang di imani),
- Al Khusyu' (tunduk dan mantap serta tenang terhadap yang di imani),
- Al Khsyyah (ketakutan untuk tidak mendapatkan rahmat dari yang diimani),
- Al Inabah (bertaubat dari perbuatan syirik dan kembali kepada Islam),
- Al Isti'anah (meminta tolong dalam perkara yang makhluk tidak mampu melakukannya),
- Al Isti'adhah (meminta tolong dari bahaya yang makhluk tidak mampu mengatasinya),
- Al Istighotsah (meminta tolong dalam hal makhluk tidak mampu menolongnya),
- Bernadzar (berjanji akan melakukan suatu perkara bagi dzat yang dimuliakan dan diagungkan bila mendapatkan ni'mat), dan lain-lain yang Allah perintahkan, yang kesemuanya itu diperuntukkan bagi Allah semata.
d. Syirkul Mahabbah (yakni menyekutukan Allah dengan lain-Nya dalam hal mencintai. Karena ibadah itu sendiri adalah merendahkan diri dengan serendah-rendahnya disertai cinta yang sepenuh-penuhnya. Menyikapi selain Allah Ta'ala dengan sikap seperti ini berarti telah melakukan syirkul mahabbah) hal ini dinyatakan oleh Allah dalam surat Al Baqarah:165.
Macam-macam perbuatan syirkul ashghor ialah seperti riya' (yakni melakukan atau meninggalkan sesuatu amal sholih karena Allah, tetapi akan lebih semangat amalan tersebut bila dilihat manusia). Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Allah di dalam surat Al Kahfi: 110 dan dari hadits Nabi shalallauh alahiwasalam yang diriwayatkan dari Jundab radhiyallahu 'anhu dia mengatakan: Rasulullah shalallahu 'alahi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang beramal untuk didengar orang, Allah akan perdengarkan kepalsuannya di hari kiamat, dan barangsiapa yang beramal untuk dilihat orang, maka Allah akan memperlihatkan kepalsuannya di hari kiamat di hadapan segenap makhluk. (Riwayat Bukhari dan Muslim).
"Ini adalah hadits hasan dan hadits ini ditafsirkan oleh sebagian ulama bahwa pernyataan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Maka sesungguhnya ia telah kafir atau telah berbuat syirik ..." adalah pernyataan yang maksudnya mengancam pelakunya dengan ancaman yang keras (pelakunya tidaklah kafir dan keluar dari Islam), pengertian demikian berdalil pada hadits ibnu Umar bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam mendengarkan Umar bin Khattab berkata: "Demi ayahku, demi ayahku!" Maka Nabi bersabda: "Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian. (yakni di sini ditunjukkan bahwa Umar tidak dianggap kafir atau keluar dari Islam, sebab Nabi tidak memerintahkannya untuk masuk Islam kembali), dan juga hadits dari Abu Hurairah radhiyuallahu anhu bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dalam sumpahnya dengan perkataan: Demi berhala latta dan Uza, maka hendaklah ia mengatakan Laa ilahailla lahu."
0 Komentar