Perihal status Abdullah; ayahanda Rasulullah SAW kelak di akhirat, termasuk ahli surga atau neraka? Tercatat ada dua kubu besar ulama yang berselisih pendapat tentangnya:
Pendapat Pertama
Kubu pertama percaya bahwa bapak dan ibu nabi ini akan menjadi penghuni neraka. Salah satu dalil yang dipakai dalam menghukumi kedua orang tua nabi ini adalah hadits nabi yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar, At-Thabroni, dan Al-Bayhaqi, dengan lafadz dari Ma’mar:
“Seorang arab bertanya kepada nabi, “di mana bapakku?” Jawab nabi, “di neraka?”. “Lalu di mana bapakkmu?” tanya orang arab itu lagi. ”Ketika kamu melewati kubur seorang kafir, maka sesungguhnya dia langsung berada di neraka” [Sunan Ibnu Majah: Bab Janaiz, hal.105 - sanad hadits ini shahih menurut syarat syaikhani; Bukhori-Muslim ].
Al-Baihaqi dan At-Thabroni menambahkan, setelah menanyakan hal tersebut, orang Arab tadi langsung masuk Islam. Untuk sedikit perenungan, lafadz-lafadz hadits yang menyebutkan ayah dan ibu nabi berada di neraka bertentangan dengan firman Allah:
“Dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al-Isra: 15)
Jadi bisa disimpulkan, sebelum turunnya perintah dan larangan tidak ada keburukan yang akan dikenakan adzab (sangsi), kecuali setelah Allah mengutus rasul-rasul yang membawa Syari’at-Nya. Bahkan jumhur ulama bersepakat ayat ini me-nasakh [menghapus] semua hadits yang berhubungan dengan permasalahan tadi ataupun sejenisnya, seperti hadits tentang status balita-balita dari kaum Musyrikin.
Pendapat Kedua
Kubu kedua meyakini bahwa orang tua nabi termasuk ahli surga. Muhammad Fauzi hamzah dalam “Abdullah abun-nabi”-nya mengutarakan sebab dikategorikannya orang tua nabi termasuk ahli surga:
[1] Karena mereka tergolong ahlu fathroh yang hidup diantara dua masa kerasulan.
Dakwah nabi yang pertama tidak sampai pada mereka, dan dakwah nabi yang kedua sama sekali belum diketahui, sebab ajal terlebih dahulu menjemput nyawa mereka. Dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh sahabat Al-Aswad bin Sari’ RA menyebutkan:
4 macam golongan manusia yang protes pada hari kiamat:
1] Seorang tuna rungu yang tidak mendengar sama sekali,2] Orang bodoh,3] Seorang tua yang pikun4] Seorang yang wafat pada masa fathroh, orang yang mati pada masa fathroh berkata:"Tuhanku tidak ada seorangpun dari rasulmu yang sampai kepadaku. Tuhan pun memutuskan keyakinan mereka lalu mengirimnya ke neraka. Maka barang siapa memasuki neraka [diantara mereka berempat, red], akan merasa dingin dan sejuk. Sedang yang tidak ingin memasukinya, tuhan akan menariknya [dari jalur neraka, red]."
[2] Mereka masuk surga karena tidak berlaku syirik.
Sebagian menyebutkan karena mereka mengikuti agama nenek moyangnya nabi Ibrahim, “Alhanifiyyah”
Tidak hanya kedua sebab tadi yang mengisyaratkan orang tua nabi layak menjadi penghuni surga, karena syafaat pun berlaku buat mereka.
Rasulullah bersabda, “Mengapa banyak kaum mengatakan bahwa syafaatku tidak akan diperoleh keluargaku, sesungguhnya mereka akan mendapatkan syafaatku." [Subulul Huda [1] : 298].
Wallahu A’lam bis-Shaowab ~ Sumber
Imam Al Hafizh Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy menulis dalam kitabnya "Rujuk Masaalikul Hunafa fii Abaway Musthofa" hal. 68 dan "Addarajul Muniifah fii Abaway Musthofa" hal. 5:
“Bahwa hadits riwayat Muslim, 'abii wa abaaka finnaar (ayahku dan ayahmu di neraka)', dan tidak diizinkannya nabi saw untuk beristighfar bagi ibunya telah MANSUKH dengan firman Allah swt: Al-Isra 15 “Dan kami tak akan menyiksa suatu kaum sebelum kami membangkitkan Rasul”.
Bagida Nabi saw bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash ra di peperangan Uhud ketika Nabi saw melihat seorang kafir membakar seorang Muslim, maka Rasul saw berkata pada Sa’ad:
“Panah dia, jaminan keselamatanmu adalah ayah dan ibuku!” Maka Sa’ad bin Abi Waqqash ra berkata dengan gembira: “Rasul saw mengumpulkan aku dengan nama ayah ibunya!”[Shahih Bukhari hadits no.3442 Bab Manaqib Zubair bin Awam. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari Hadits no. 3446 Bab Manaqib Sa’ad bin Abi Waqqash. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3750 Bab Maghaziy. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3751 Bab Maghaziy]
Manalah mungkin baginda Rasul memberikan jaminan kepada Sa’ad bin Abi Waqqash ra, kalau ayah bunda beliau ada di Neraka, karena pada masa itu belum ada Rasul bagi bangsa Arab. Sedangkan Nabi Isa ‘Alaihi Sholatu Wassalam diutus bagi kaumnya saja.
Seandainya ayah dan ibu nabi sudah dipastikan di neraka, berarti ada satu doa dalam Al-Qur’an yg tidak diizinkan dibaca oleh NAbi Muhammad saw, yaitu:
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. (QS. Ibrahim:41)
Apa tidak terasa aneh jika ada doa dalam al-Quran yang dbagiiajarkan oleh Allah melalui Rasulullah saw, tapi beliau sendiri tidak diizinkan memohonkan doa tersebut sepanjang hidupnya?
Wallahu a’lam .
[sumber: Next Misionaris | Menjawab FFI]














0 Komentar