KEIMANAN
Yudaisme tidak memiliki dogma, tidak ada keimanan (kepercayaan) formal bahwa seseorang harus tetap menjadi seorang Yahudi. Dalam Yudaisme, tindakan jauh lebih penting daripada kepercayaan, walaupun fondasi utama Yudaisme sendiri adalah keimanan.
Rabi Moshe ben Maimon (Musa bin Maymun) atau lebih dikenal sebagai Rabi Moshe ben Maimon, atau disingkat Rambam, salahsatu filsuf utama dalam sejarah bangsa Yahudi yang tulisannya menjadi rujukan teologi tepercaya (rabbinical arbitrer) hingga dewasa ini, menyusun 13 Prinsip Keimanan Yahudi, sbb:
- Percaya bahwa Adonay itu ada
- Percaya bahwa Adonay itu Esa dan berbeda dengan makhluk-Nya
- Percaya bahwa Adonay itu tidak berwujud
- Percaya bahwa Adonay itu kekal
- Percaya bahwa hanya kepada Adonay sajalah kita berdo'a
- Percaya bahwa sabda para nabi adalah benar
- Percaya bahwa Mosye adalah nabi yang terbesar dari semua nabi
- Percaya kepada Torat (5 Kitab Pertama dalam Alkitab) dan Lisan Taurat yang diberikan kepada Musa (sekarang ajaran-ajaran yang terkandung dalam Talmud dan tulisan-tulisan lain)
- Percaya kepada Torah lain (Kitab-kitab Alkitab selain 5 Kitab)
- Percaya bahwa Adonay mengetahui pikiran dan perbuatan manusia
- Percaya bahwa Adonay akan melimpahkan pahala bagi orang baik dan menghukum orang jahat
- Percaya bahwa Masyiyakh akan datang
- Percaya bahwa setelah kematian ada kebangkitkan
Namun dasar utama prinsip-prinsip ini dibutuhkan kepercayaan dalam hati dan keyakinan yang teguh dan kuat. Tidak seperti banyak agama-agama lain, Yudaisme tidak terpusat pada kosmologis walaupun tentu orang-orang Yahudi mengerti sifat-sifat Tuhan, manusia, alam semesta, kehidupan, dan akhirat secara panjang lebar. Ada ruang besar untuk pendapat pribadi pada semua hal ini, karena seperti sudah disebutkan sebelumnya, Yudaisme lebih perduli pada tindakan daripada kepercayaan.
KETUHANAN
Sifat-Sifat Adonay
Sifat Adonay adalah salah satu dari sedikit daerah abstrak keimanan Yahudi di mana terdapat sejumlah ide-ide Ketuhanan terdapat sedikit pertentangan dan perbedaan prinsip dalam Qabbalah (mistisisme Yahudi)...
Adonay itu ada
Fakta keberadaan Adonay diterima hampir tiada bantahan dari kalangan Yahudi. Bukti tidak diperlukan, dan jarang dibicarakan. Torah memulai perkataan "Pada mulanya, Elohim menciptakan..." namun Torah tidak menjelaskan permulaan dari siapa itu Adonay, sedang apakah Dia sebelumnya, dan atau bagaimana Dia menciptakan.
Secara umum Yudaisme memandang keberadaan Tuhan sebagai prasyarat yang diperlukan bagi keberadaan alam semesta, sedangkan keberadaan alam semesta sendiri sudah cukup sebagai bukti adanya Adonay.
Adonay itu Mahaesa
Salahsatu ekspresi utama iman Yahudi, dibacakan dua kali sehari dalam ibadah Syema, dimulai dengan kalimat "Syema Yisyra'el, Adonay Elohinu Adonay Ekhad" yang artinya "Dengarlah, Israel: Adonay Allah kita, Adonay yang Esa." Pernyataan sederhana ini meliputi beberapa gagasan yang berbeda dalam monotheisme:
- Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang berpartisipasi dalam karya penciptaan dan pemeliharaan serta kekuasaan-Nya, Prima Causa (unitarian).
- Tuhan adalah suatu kesatuan. Dia adalah satu, utuh, lengkap dengan entitas tak terpisahkan. Dia tidak dapat dibagi menjadi bagian-bagian atau digambarkan, dan hanya usaha manusia yang tidak sempurna untuk memahami yang tak terbatas (pantheis ethics).
- Tuhan adalah satu dengan berbagai entitas yang mengejawantah pada alam semesta monolistik (panentheis).
Adonay adalah pencipta segalanya
Segala sesuatu di alam semesta diciptakan oleh Adonay. Yudaisme dualistis menolak sepenuhnya gagasan bahwa kejahatan diciptakan oleh setan atau dewa lain. Semua berasal dari Adonay, seperti ketika Adonay berfirman kepada Nabi Yesaya:
"Aku adalah Adonay, dan tidak ada yang lain! Aku membentuk terang dan menciptakan gelap, Aku membuat perdamaian dan menciptakan kejahatan. Akulah Adonay, yang melakukan semua ini" (Yesaya: 45: 6-7)
Adonay tidak berwujud
Meskipun banyak ayat dalam Torah dan Talmud berbicara tentang berbagai bagian tubuh Adonay (tangan Elohim, sayap Elohim, dll) atau berbicara tentang Adonay dalam istilah anthropomorfis (Elohim berjalan di taman Eden, dll), Yudaisme tegas menyatakan bahwa Adonay tidak memiliki bentuk fisik. Setiap referensi terkait bagian tubuh Adonay hanyalah sebuah kiasan, sebuah cara untuk membuat tindakan Adonay lebih mudah dipahami secara materi. Agama Yahudi melarang untuk mengilustrasikan Adonay dalam bentuk fisik yang dianggap sebagai bentuk penyembahan terhadap berhala.
Adonay bukan aki-laki atau perempuan
Ini sesuai dengan keyakinan bahwa Adonay tidak memiliki bentuk fisik. Dalam Torah memang digambarkan bentuk givrey (maskulin), namun istilah-istilah maskulin Adonay hanya untuk kepentingan kenyamanan membacanya, karena Bahasa Ibrani tidak netral dalam masalah gender; terdapat unsur maskulin (givrey) dan feminin (nisyeh). Sama halnya dengan Bahasa Arab yang juga terdapat unsur maskulin (mudzakkar) dan feminin (mu'annats) dan Adonay digambarkan maskulin.
Meskipun Yudaisme biasanya berbicara tentang Tuhan dalam istilah maskulin, ada saat-saat ketika merujuk Adonay dengan menggunakan istilah feminin, seperti "syekinah" (×©×›×™× ×—) yaitu manifestasi (penjelmaan) dari kehadiran Adonay untuk mengisi alam semesta, kata syekinah adalah kata feminin (nisyeh).
Adonay ada dimana-mana (omnipresent)
Adonay menempati semua ruang dan waktu, Dia mengisi alam semesta dan jangkauan-Nya melampauai segala sesuatu. Dia selalu dekat dengan kita yang sealu memohon sesuatu, dan Dia melihat semua yang kita lakukan. Erat dengan gagasan ini adalah kenyataan bahwa Adonay bersifat universal. Dia tidak hanya Adonay bagi orang Yahudi; Dia adalah Adonay bagi segala bangsa.
Adonay Mahakuasa (omnipotent)
Adonay berkuasa atas segala sesuatu. Dikatakan bahwa satu-satunya hal yang melampaui kekuasaan-Nya adalah ketakutan-Nya, yaitu bahwa manusia memiliki kehendak bebas, dan Dia tidak bisa memaksa manusia untuk melakukan kehendak-Nya. Kepercayaan ini dalam ke-Mahakuasaan Adonay telah amat diuji selama masa-masa penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi, tetapi orang-orang Yahudi selalu menyatakan bahwa Adonay memiliki alasan untuk membiarkan hal-hal seperti ini terjadi dan Adonay sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar. Jika kita mempersepsikannya dalam pemahaman yang terbatas, maka kita tidak dapat melihat alasannya.
Adonay Mahamengetahui (omniscient)
Adonay mengetahui segala hal, masa lalu, sekarang, dan masa depan dan Dia tahu apa yang kita pikirkan.
Adonay Kekal
Adonay melampaui waktu. Dia tidak berawal dan tidak berakhir. Dia akan selalu ada selamanya untuk memenuhi janji-Nya. Ketika Nabi Musa menanyakan nama Adonay, Adonay menjawab: "Ehyeh Asyer Ehyeh". Ungkapan itu umumnya diterjemahkan menjadi "Aku adalah Aku", tapi kata "ehyeh" bisa uga menyatakan masa mendatang atau kehadiran, yang berarti "Aku adalah Aku yang akan ada" atau "Aku adalah Aku yang menjadi". Ambiguitas dari kalimat ini sering ditafsirkan sebagai referensi untuk alam abadi Adonay.
Adonay Mahaada dan merahmati manusia
Kita sering mendengar orang-orang Kristen mengatakan Yudaisme sebagai hukum yang sangat ketat, dan tidak ada manusia yang dapat memenuhi dan mematuhi hukum-hukum Torah dengan baik sehingga diperlukannya pengorbanan Yesus.
Keyakinan ini adalah miskarakteristik kotor terhadap keimanan Yahudi. Yudaisme meyakini bahwa keadilan Adonay terletak pada rahmat dan kemurkaan-Nya. Keduanya adalah kualitas berimbang dan sempurna. Dua "nama Tuhan" (Elohim/Allah dan YHWH/Adonay/Tuhan) yang paling sering digunakan dalam Alkitab merujuk kepada kualitas keadilan dan yang lain kepada kualitas belas kasih. Dua nama yang digunakan ini bersama dalam kisah penciptaan, menunjukkan bahwa dunia diciptakan dengan keadilan dan belas kasih.
Adonay Kudus dan Sempurna
Salahsatu pujian yang paling umum diterapkan dalam periode pasca-Alkitab adalah "Ha-Qadosy, Barekh Hey", artinya "Yang Maha Kudus, Terpujilah Nama-Nya"
Eloha Bapa kami dan Raja kami (Eloha avinu malekhnu)
Yudaisme menyatakan bahwa kita semua adalah anak-anak Adonay, dinyatakan dalam pujian "Eloha Avinu Malekhnu" yang berarti "Eloha, Bapa kami, Raja kami". Talmud mengajarkan bahwa ada tiga unsur yang membentuk manusia, yaitu ayah dn ibu yang memberikan bentuk fisik, Elohim yang memberikan jiwa, sert kepribadian dan intelijensia.
Disebutkan bahwa salahsatu hadiah terbesar dari Adonay kepada umat manusia adalah pengetahuan bahwa kita adalah anak-anak-Nya dan diciptakan menurut gambar-Nya.
0 Komentar