Assalamu'alaikum warahmatullah
Al-Hamdu Lillah, Nasta'inuhu wa Nastaghfiruh, Wa Na'udzu Billahi Min Syururi Anfusina Man Yahdihillahu Falaa Mudhilla Lahu Wa Man Yudhlil Falaa Haadiya Lahu. Asyhadu An-Laa ilaaha illallahu wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullahi, Amma Ba'du.
Berikut adalah kutipan tulisan Ust. Muhammad Arifin Badri, MA, tentang definisi As-Sunnah, saat menyanggah perihal dzikir berjamaah
Etimologi
Ditinjau dari segi etimologi, kata As Sunnah bermakna: At Thariqah, atau As Sirah, yang artinya: jalan ~ metode atau sejarah hidup ~ perilaku, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ar-Razy dan lainnya. [Mukhtar Al-Shihah, oleh Muhammad bin Abi Baker Al-Razi hal: 133, Al-Qamus Al-Muhith, oleh Al-Fairuz Abady, 2:1586].
Terminologi
Sedangkan bila ditinjau dari segi Terminologi, maka kata As Sunnah memiliki tiga arti dan penggunaan. [Lihat Irsyad Al Fuhul, oleh Muhammad bin Ali As-Syaukany, 1/155-156, dan Mauqif Ahl As- Sunnah Min Ahl Al-Ahwa' wa Al-Bida', oleh DR. Ibrahim bin `Amir Ar-Ruhaily 1/33-35].
1. As Sunnah dengan makna: mandub, atau mustahab, yang artinya, sebagaimana yang disebutkan oleh penulis: "Suatu pekerjaan yang pelakunya terpuji dan orang yang meninggalkannya tidak tercela" atau "Sesuatu yang diperintahkan secara tidak tegas untuk dikerjakan".
[Lihat: Al-Mustasyfa oleh Al-Ghozaly, 1/215, Raudhot An-Nadlir, oleh Ibnu Qudamah 1/94, dan Nihayat As-Sul, oleh Al-Isnawy, 1/77].
Dan yang biasa menggunakan kata As Sunnah dengan pengertian semacam ini ialah ulama' fiqih dan ushul fiqih, sehingga sering kita mendengar atau membaca ungkapan: "hukum permasalahan ini ialah sunnah" atau "permasalahan ini hukumnya sunnah."
2. As Sunnah dengan pengertian: segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa salam, baik ucapan, perbuatan, penetapan atau lainnya. Dengan pengertian ini, kata As-Sunnah semakna dengan kata Al-Hadits. Sebagai contoh penggunaan kata As-Sunnah dengan makna ini, ucapan para ulama': "Dalil haramnya khamer ialah: Al Kitab (Al Qur'an), As Sunnah, dan Ijma' (kesepakatan ulama')."
3. As Sunnah dengan pengertian: lawan dari kata bid'ah, sehingga sering kita mendengar ucapan ulama': "Amalan ini sesuai dengan As-Sunnah," bahkan penulis sendiri menggunakan kata As-Sunnah dengan pengertian semacam ini tatkala memberi judul pada buku: "ZIKIR BERJAMA'AH, SUNNAH ATAU BID'AH", sehingga kata As- Sunnah dengan pengertian ini mencakup seluruh ajaran Nabi shollallahu'alaihiwasallam, atau dengan kata lain, As- Sunnah ialah sinonim dari kata Islam. Penggunaan kata As-Sunnah dengan pengertian semacam ini selaras dengan hadits berikut:
"Dari sahabat Anas bin Malik rodhiallahu'anhu, ia berkata: ada tiga orang yang menemui istri-istri Nabi Shallallahu 'alayhi wa salam, mereka bertanya tentang amalan ibadah Nabi Shallallahu 'alayhi wa salam. Dan tatkala mereka telah diberitahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit, kemudian mereka balik berkata: Siapakah kita bila dibanding dengan Nabi Shallallahu 'alayhi wa salam, Allah telah mengampuni dosa-dosa beliau, baik yang telah lampau atau yang akan datang. Salahseorang dari mereka berkata: Kalau saya, maka saya akan sholat malam selama-lamanya. Yang lain berkata: Saya akan berpuasa sepanjang tahun dan tidak akan berbuka (berhenti berpuasa). Yang lain lagi berkata: "Saya akan meninggalkan wanita, dan tidak akan menikah selama-lamanya."
Kemudian Rasulullah shollallahu'alaihiwasallam datang dan bersabda: "Kaliankah yang berkata demikian-demikian? Ketahuilah, sungguh demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa Kepada-Nya di antara kalian, akan tetapi aku berpuasa dan juga berbuka, sholat (malam) dan juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka barangsiapa yang membenci sunnahku (ajaranku), maka ia tidak termasuk golonganku." [Riwayat Al-Bukhari, 5/1949, Hadits no: 4776, dan Muslim, 2/1020, Hadits no: 1401].
As-Syathiby Al Maliki (W790H) - rahimahullah- berkata: "Dan kata As-Sunnah juga digunakan sebagai lawan kata dari bid'ah, sehingga dikatakan: Orang itu beramal sesuai dengan As Sunnah, bila ia beramal sesuai dengan yang diamalkan oleh Nabi shollallahu'alaihiwasallam, baik amalan itu disebutkan dalam Al Qur'an atau tidak. Dan juga dikatakan: Orang itu mengamalkan bid'ah, bila ia melakukan sebaliknya." [Al Muwafaqoot oleh As-Syathiby 4/3].
Ibnu Hazm -rahimahullah- (w. 456 H) berkata: "Ahlus Sunnah yang akan kami sebutkan ialah Ahlul Haq (penganut kebenaran), sedangkan selain mereka ialah Ahlul Bid'ah, karena mereka (Ahlus Sunnah) ialah para sahabat - radliallahu `anhum - dan setiap orang yang menempuh metode mereka, dari para tabi'in, kemudian Ashabul Hadits (penganut hadits), dan setiap orang yang meneladani mereka dari kalangan ahli fiqih pada setiap zaman hingga hari ini, dan juga seluruh orang awam yang mencontoh mereka dibelahan bumi bagian timur dan barat, semoga Allah senantiasa merahmati mereka". [Al Fishol fi Al Milal wa Al Ahwa' wa An Nihal, oleh Ibnu Hazem 2/90].
Penggunaan kata As Sunnah dengan pengertian semacam ini ada semenjak bermunculan dan menebarnya berbagai macam bid'ah, yaitu setelah berlalunya tiga generasi pertama dari umat Islam.
Wassalamu'alaikum warahmatullah
[Dari: Abu Ghazi - Yahoo Forum]













0 Komentar